semuanya berawal dari cinta

Wona Arcelia
3 min readJan 11, 2023

--

Sejak pagi entah kenapa Seungmin terus menempelinya. Chan tidak dibiarkan pergi ke luar rumah barang sedetik saja membuat yang lebih tua mau tidak mau harus membolos hari ini.

Chan senang tentu saja, Seungmin tak lagi menghindar namun ini tetap membuatnya khawatir sebab sejak pagi Seungmin terlihat sedih. Mungkin kepergian Minho yang menjadi penyebabnya.

Sudah beberapa hari sejak mereka mengunjungi Jisung di rumah sakit jiwa, tadi pagi Minho tiba-tiba mem-posting sebuah foto menunjukkan bahwa pemuda itu berada dalam pesawat. Entah bagaimana Minho bisa membawa Jisung keluar dari tempat itu.

Meski Seungmin sudah tahu tentang Minho yang akan membawa Jisung pergi jauh, Seungmin tidak tahu Minho akan pergi ke bagian bumi sebelah mana.

Kembali pada Seungmin dan Chan, yang lebih muda kini duduk di pangkuan Chan, melingkarkan kedua tangannya pada leher yang lebih tua. Sementara itu Chan duduk bersila di sofa seraya menepuk-nepuk pelan punggung si manis.

Chan keluarkan sedikit demi sedikit feromonnya, memberikan ketenangan pada pemuda mungil di pangkuannya.

“Seungmin, mau jalan-jalan?”

Seungmin menggeleng cepat.

Chan menghela napasnya perlahan lantas menyandarkan tubuhnya yang pegal, kakinya pun mulai kebas.

Jika membicarakan tentang Minho, Chan tiba-tiba mengingat sesuatu yang pemuda itu katakan padanya saat di rumah sakit jiwa tempo hari tentang marking.

Chan harus menandai Seungmin, mengklaim Seungmin sebagai miliknya kurang lebih dalam jangka waktu dua minggu setelah terakhir kali ditandai, sebelum Seungmin mulai kesakitan.

Awalnya, Chan tidak ingin menandai Seungmin secara sepihak. Ia tak ingin Seungmin terpaksa ditandai olehnya, ia ingin Seungmin rela.

Namun jika mengingat waktu yang disebutkan Minho, seharusnya hari ini akan menjadi hari terakhir masa efeknya. Jika menunggu lebih lama hingga Seungmin bersedia ditandai oleh Chan, Seungmin akan kesakitan.

Tidak ada pilihan lain. Selagi Seungmin berada di pelukannya sekarang.

Chan melingkarkan tangannya pada pinggang ramping milik pemuda di pangkuannya. Ia menghirup feromon Seungmin dalam-dalam kemudian menggesekkan hidungnya di antara perpotongan leher si manis seraya mengeluarkan feromon lebih banyak, membuat feromon Seungmin terpancing hingga menghasilkan aroma feromon baru.

Krkk!

“Akh– Kak Chan!”

Chan tak langsung melepas gigitannya, ia menghisap leher si manis meninggalkan tanda kemerahan di sana.

Seungmin menatap Chan dengan marah, hendak melakukan protes pada Chan tapi ia urungkan kala Chan menatapnya khawatir.

“Maaf. Aku gak maksud tandain kamu sepihak. Minho bilang aku harus tandain kamu sebelum efek dari tanda yang dia kasih habis. Aku takut kamu saki–”

Kalimat Chan terpotong karena bilah bibir Seungmin menempel dengan bibirnya. Seungmin memberikan kecupan singkat sebelum akhirnya pemuda manis itu kembali menjauhkan dirinya.

“Bukan urusan kamu kalo aku sakit, gak perlu peduli soal itu. Anggap aja ciuman itu hadiah dari aku.”

Kala Seungmin hendak beranjak dari pangkuan Chan, yang lebih tua menahan pinggangnya hingga Seungmin ya dapat beranjak.

“Itu urusan aku. Aku mate kamu, Seungmin. Gimana bisa itu bukan urusan aku?”

“Terus kenapa kamu bilang nyesel pernah suka aku? Kamu juga akhirnya nyesel kan jadi mate aku? Bilang aja, Kak!”

Seungmin tak sadar menaikkan suaranya. Matanya mulai berkaca-kaca, ia benar-benar sangat cengeng. Selalu saja menangis seperti ini.

“Rasanya hati aku sakit, Kak. Waktu kamu bilang kamu nyesel pernah suka aku, itu sakit.”

“Aku gak maksud gitu, Seungmin. Aku beneran suka kamu, aku gak pernah nyesel sama sekali. Aku minta maaf, kalimat aku emang keterlaluan tapi aku beneran gak pernah nyesel suka kamu, Seungmin. Nggak akan pernah.”

Dengan sebelah tangannya, Chan menangkup pipi Seungmin, mengusap-usap lembut pipi itu dengan ibu jarinya kemudian merengkuh tubuh Seungmin.

Chan benar-benar tidak bermaksud seperti itu. Mungkin Seungmin benar, ia memiliki otak yang dangkal dan tak dapat berpikir panjang. Bagaimana bisa ia mengeluarkan kalimat seperti itu.

Perasaan sukanya pada Seungmin sudah tak dapat diukur lagi. Sejak awal mereka bertemu Chan sudah tertarik. Terlebih saat Chan sakit kala itu tiba-tiba saja merasa rindu dan ingin bertemu Seungmin. Hingga akhirnya ia menyadari Seungmin selalu memenuhi pikirannya.

Kini Chan mengerti mengapa waktu itu ia tiba-tiba merindukan Seungmin sedangkan kala itu pertama kalinya mereka bertemu.
Pada kenyataannya, mereka memang sering bertemu. Melewati beberapa kehidupan yang gagal.

Pada kenyataannya, Seungmin adalah orang yang membuatnya menghabisi satu kerajaan demi mempertemukan mereka kembali pada kehidupan selanjutnya.

Chan berani mengambil resiko besar demi membuat perjanjian dengan semesta.

Semuanya berawal dari cinta.

--

--

Wona Arcelia
Wona Arcelia

Written by Wona Arcelia

apa benar cuaca hari ini cerah?

No responses yet